Gelang ‘Gaul’ Kepedulian

Pagi-pagi di telephone Dagienkz dan Desta dari Prambors (foto mereka berdua pakai gelang bisa dilihat). Ajak ngobrol On-Air, tanya-tanya seputar latar belakang gelang [solid]. Walaupun banyak bilang ini gelang gaul, tapi tidak masalah, asalkan yang pakai paham makna dari gelang merah sendiri. Senang sekali bisa dibantu, apalagi mereka berdua bisa dikatakan salah satu (dua) yang pakai gelang merah pada awal-awal kampanye. Terima kasih juga buat Nana yang sudah mau luangkan waktu di salah satu programnya. Tidak lupa juga buat Riesa yang sudah bantu dengan laporannya di situs.

Sorenya ketemu dengan Lilis dan Nanda lagi. Kali ini menengok acara 1001buku yang diadakan di Starbucks Pasaraya. Ternyata banyak juga yang simpati dengan kampanye kita. Jadinya sempat jualan [solid] secara tersembunyi disana. Tidak ketinggalan ketemu Farah,`yang ternyata sudah menjadi pionir pemakai gelang di kantor Menko Kesra. Tinggal gimana caranya supaya pak menteri bisa pakai ya bu.

Oh ya satu lagi. Buka halaman belakang majalah Tempo yang terbit minggu ini. Ada foto Asty Ananta lagi pakai [solid]!

Mulai Muncul Nih

Mulai banyak informasi yang didapat dari teman-teman seputar pemberitaan maupun pemunculan gelang [solid] di media. Saking semangatnya bergerilya dari hari ke hari jadi suka lupa lihat perkembangan di media.

Dari layar kaca yang sudah banyak teman cerita (termasuk anaknya dikDOANG lihat) kalau gelang bermunculan di salah satu sinetron yang diputar Senin malam. Katanya hampir semua pemeran di sinetron tersebut menggunakan gelang merah. Bisa jadi sinetron yang dibintangi Meriam Bellina. Kabarnya dia memang pesan banyak gelang untuk diberikan kepada crew sinetronnya.

Beberapa infotainment juga sempat memberitakan jumpa pers yang diadakan Komnas PA Kamis lalu. Ditambah munculnya kembali Rhenald Kasali di Metro TV menerangkan gelang merah. Menurut pemantauan tidak resmi dari simpatisan, dari layar kaca yang paling sering terlihat rajin pakai [solid] itu Novita Angie, Lula Kamal, Desta dan Asty Ananta.

Sementara dari media lain seperti cetak dan internet, dari detik, Kompas Cyber media, Monitor Depok sampai dengan Clue Magazine (terima kasih Pungky & Angga) mulai menghiasi artikelnya dengan informasi seputar kampanye gelang peduli anak. Angkat topi juga untuk para bloggers yang sudah memasukan info seputar gelang di blog-nya. Daftar bisa dilihat bagian Sahabat [solid].

Media memang sangat membantu lebih banyak lagi yang tahu tentang [solid]. Media memang penting, namun kebersamaan sejati justru berawal dari ajakan anda sendiri kepada keluarga maupun sahabat lain untuk bergabung memakai gelang untuk peduli. Lebih banyak yang tahu membuat lebih banyak yang pakai. Semakin banyak yang pakai. Semakin banyak anak yang terbantu. Ya tidak? Ya dong:)

Bayi Saja Paham

Gelang [solid] terbukti tidak hanya mempererat kebersamaan kita dengan keluarga atau teman. Tapi mempererat juga hubungan dengan bayi anda! Ini yang saya dengar sendiri dari Wiena pas ketemu tadi sore. Ceritanya begini. Semenjak Wiena pakai gelang, karena warnanya merah, rupanya membuat si bayi penasaran dan sering narik-narikin gelang.

Senangnya mendengar cerita Wiena. Pinter juga si bayi. Rupanya dia tahu dengan memakai gelang [solid], Ibunya sudah peduli dengan masa depannya (bisa aja nyambungnya). Salut. Wiena bisa dikatakan virus utama dari teman-teman Hotline yang sekarang sudah terlihat memakai gelang merah. Dia bilang,”…the rest maybe colorful. But this one is meaningful.” Iya dong, yang merah bertuliskan [solid] untuk anak-anak Indonesia!

Ada satu lagi yang seru. Pas mampir di Bakoel Koffie Senopati, lihat dua laki-laki yang sedang ‘memperpanjang istirahat jumatan’ dari kantor. Mereka tanya ke Barista, apa sih yang merah-merah itu? Setelah diterangkan singkat itu adalah gelang peduli, ternyata langsung pada beli dan pakai. Ini dia nih, kepedulian spontan.

Ingin bantu anak-anak Indonesia? hubungi kami di info@tunascendekia.org atau hotline 08161833443 Dukungan anda sangat berarti!

Pembalut Gratis!

Kampanye Berdarah Tanpa Mati
PembalutGratis.tunascendekia.org
Dari 100 orang miskin Indonesia, 55 tidak bisa meneruskan pendidikan dasarnya!
Saatnya jalin solidaritasKEBERSAMAAN diantara kita...

jejaring sosial

Kunjungi Facebook Fan Page Yayasan Tunas Cendekia facebook.com/bantuAnakIndonesia