Numpang Beken

Wah promosi terselubung nih. Gelang solidaritasKEBERSAMAAN nimbrung di iklan KOMPAS versi Chairil Anwar. Satu halaman pula. Terima kasih Denny yang sudah kasih tahu. Setelah diperhatikan, sepertinya memang gelang [solid] :) Coba deh anda cek juga (lihat lingkaran merah).

iklanKOMPAS

Baca

Buku itu jendela dunia. Sangat bersyukur kalau saya tumbuh di satu keluarga yang tidak hanya senang membaca, tapi giat mengajurkan anak-anaknya agar senang membaca. Dari koran sampai komik. Tipis dan tebal. Asalkan enak dibaca, ya baca terus.

Walaupun, biasa, awalnya pas kecil dimulai dari komik dan buku-buku cerita ringan. Tapi yang namanya koran, sangat dianjurkan orangtua untuk ikut dibaca. Entah hanya dilihat gambarnya, yang penting dibuka saja dulu.

Momen yang membuat mata ini keranjingan membaca, dalam arti intens membaca buku-buku yang agak serius, dimulai ketika suatu waktu bapak jatuh sakit. Saat itu beliau diharuskan menginap beberapa malam di rumah sakit. Otomatis ikut juga menjadi salah satu penghuni tetap (lantai) kamar rumah sakit selain beliau.

Kebetulan salah satu relasi beliau ada yang memberikan bapak buku sebagai pemberian ketika menengok. Bukunya berjudul “The Lexus and the Olive Tree,” ditulis oleh Thomas Friedman. Karena mulai bosan, bacalah buku tersebut setiap malam.

Nah gara-gara baca buku tersebut, sampai saat ini koq jadi suka sekali membaca. Koleksi musik mulai tergantikan dengan koleksi buku. Apa saja. Dan itu tadi. Asalkan bagus, ya baca terus. Apalagi sekarang ilmu bisa didapatkan secara bebas melalui internet. Jadi tambah getol cari ilmu (gratis), baca sana-baca sini :d

Terima kasih Patrecia Shanty atas bantuan donasi buku-bukunya hari Sabtu lalu. Bagi yang mau mendonasikan buku-buku atau barang lain untuk program YTC. Silahkan. Seperti biasa kami tunggu kabar anda via info@tunascendekia.org

Jangan lupa juga mulai Sabtu 25 Juni sampai 3 Juli. Bertempat di Istora Senayan akan ada Jakarta Book Fair 2005. Kesempatan bagi yang ingin cari-cari buku. Atau sekalian cari gelang [solid]?

Jika tidak ada halangan, kita akan dibantu oleh teman-teman dari Forum Indonesia Membaca. Di stan-nya mereka anda bisa membeli gelang [solid]. Tapi khusus Sabtu dan Minggu (25/26 Juni dan 2/3 Juli).

Kiosk Buka Kembali!

Setelah beberapa bulan mengalami pembenahan. Akhirnya Kiosk Online YTC kembali dibuka. Pada saat saya menulis tulisan ini, sang arsitek kiosk, Tacoen, sedang mempersiapkan dan memperhatikan ruangan yang akan siap dibuka besok. Jaga-jaga. Siapa tahu ada cat yang belum kering :)

Mulai Senin 20 Juni jam 09.00 WIB, kiosk dibuka bagi anda yang mau melakukan pemesanan gelang [solid]. Penggunaan kiosk YTC semoga akan memperlancar urusan pemesanan dan pengiriman. Klik saja e-store yang berlokasi di kanan atas layar komputer anda.

Selama ini kita terpaksa harus saling berkirim email untuk melakukan pemesanan dan konfirmasi pesanan anda. Dengan mulai jalannya kiosk, anda tinggal pilih salah satu paket gelang yang diinginkan. Isi data-data yang dibutuhkan. Lalu tunggu email konfirmasi dikirim ke inbox anda. Ikuti dengan seksama petunjuk yang ada agar gelang pesanan bisa segera dikirim.

Tapi ingat. Anda bisa pesan selama stok masih ada.

Sekarang kiosk online dulu. Mudah-mudahan nanti bisa buka kiosk di dunia nyata yang khusus jual barang-barang kampanye [solid]. Kalau ada yang mau bantu boleh loh :)

Seperti biasa jika ada yang membingungkan soal kiosk baru, kami akan selalu tunggu kabar anda via info@tunascendekia.org

Gelang di Berbagai Kesempatan

Ada dua acara di minggu ini yang menggunakan gelang [solid] sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap anak-anak Indonesia.

Jumat malam kemarin. Lokasi Citos, acara teman-teman V management di Mister Bean Coffee. Terima kasih untuk Echa yang sudah mau menggunakan YTC sebagai tempat penyaluran donasi. (turut berduka cita ya atas meninggalnya bapak, semoga selalu diberi kekuatan. amin)

Dan Sabtu pagi ini. Family Gathering Sekolah Tunas Indonesia, Bintaro. Mirah yang berjasa menyebarkan gelang [solid] diantara guru, sesama orang tua dan anak-anaknya. Seru liat bapak, ibu, guru dan anak-anak pada pakai gelang merah.

Mirah\'s Family
Keluarga Sjarif

Realisasikan Niat

Alhamdulillah. Kita masih terus mendapat kepercayaan dari para sahabat solidaritas. Terutama sebagai tempat penyaluran donasi. Minggu ini, mulai dari Ibu Mirah yang semangat mengajak Sekolah Tunas Indonesia-nya, Echa untuk acara amal di Citos besok, Billy dan teman-teman 9 Ball yang datang dari Bandung, sampai sore tadi bertemu dengan Sagad – Linda (dari Fupei) dan Fajar Mukemen.

Apapun bentuknya. Berapapun besar dana yang bisa disisihkan. Yang terpenting niat tersebut direalisasikan. Tanpa mencoba, kita tidak akan pernah tahu seberapa besar hasil yang bisa diperoleh dan dinikmati anak-anak Indonesia. Jangan pernah menunda niat baik. Saatnya bergerak kawan.

Jadi teringat satu kiasan, kepakan sayap kupu-kupu di depan kita, bisa mengakibatkan badai besar di tempat lain.

Pembajak & Kenyataan

Hari ini membaca dua kolom menarik. Kebetulan lagi mampir di rumah orang tua. Langganan majalah dan korannya banyak disana. Sekalian numpang makan siang :)

Pertama, tajuknya A. Margana dari Kontan. Beliau menjelaskan kenapa bangsa Asia sekarang bisa maju dan mampu menjadi pesaing bagi negara-negara di Barat. Rahasianya adalah menjadi pembajak yang bijak.

Mencoba bangkit dari keterpurukan setelah perang dunia kedua sampai dengan tahun 80-an. Mulai dari Jepang, Taiwan, China sampai India. Mereka rajin menerjemahkan dan menerbitkan hampir semua buku teks dan buku ilmiah dari Barat. Dengan kata lain mereka menggalakan rakyatnya untuk membaca dan mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari negara maju. Hasilnya?

Tengok saja. Barang-barang sekitar kita. Dari komputer, pakaian dan bahkan sekarang SDM, semua Made in Japan, Taiwan, China atau India. Indonesia? bicara mayoritas, lebih senang bajak film atau musik. Alhasil. Kita puas hanya menjadi penonton dan penikmat kemajuan negara-negara tetangga.

Jangan bergantung selalu dengan pemerintah. Justru coba bantu sesuai dengan kemampuan yanga ada. Dari kolom kedua yang saya baca. Fareed Zakarian, kolumnis World View Newsweek, mengangkat Realism dan Responsibilty sebagai tulisannya kali ini.

Paragraph ketiga dari bawah. Dia menulis, banyak cara yang bisa kita lakukan dengan keadaan pemerintahan yang penuh ketidaktransparansian dan korupsi. Kalau masih takut sumbangan yang kita berikan akan dikorupsi. Uang yang ada bisa dialihkan dengan melakukan penelitian atau program sendiri yang menunjang kesejahteraan lingkungan sekitar. Kesehatan atau pendidikan misalnya.

Selain uang tersebut dikeluarkan seefisien mungkin, hasilnya tentu akan sangat berguna bagi masa depan satu negara (dalam tulisan ini dia contohkan Afrika). The Bill and Melinda Gates Foundation telah memperlihatkan dengan cara yang cerdas, fokus dan disiplin, siapa saja dengan kemampuan yang ada bisa melakukan perubahan.

Jangan hanya memberi. Merasa puas dan baik karena sudah membantu. Tidak salah juga. Namun, ada baiknya kalau masih punya kemampuan. Lakukan sesuatu untuk perubahan. Sekecil apapun. Semua akan balik ke keluarga kita nantinya.

Ingin bantu anak-anak Indonesia? hubungi kami di info@tunascendekia.org atau hotline 08161833443 Dukungan anda sangat berarti!

Pembalut Gratis!

Kampanye Berdarah Tanpa Mati
PembalutGratis.tunascendekia.org
Dari setiap 100 orang miskin Indonesia, 52 tidak mendapatkan akses air bersih!
Saatnya jalin solidaritasKEBERSAMAAN diantara kita...

jejaring sosial

Kunjungi Facebook Fan Page Yayasan Tunas Cendekia facebook.com/bantuAnakIndonesia