Emosi Banget Nih!

Dunia sudah terlalu penuh dengan emosi tingkat tinggi. Mungkin sadar atau tidak hampir setiap hari kita pasti melihat atau bahkan mengalaminya. Mulai perjalanan dari rumah ke kantor, sampai malamnya pulang ke rumah. Sebenarnya apa yang terjadi dengan masyarakat kita ini?

Apakah ini merupakan efek parahnya polusi yang diam-diam telah mempengaruhi otak. Atau sekedar konsekuensi menjalani hidup untuk mengejar sesuatu yang selalu tidak pernah terpuaskan. Lebih bahaya lagi, seringkali emosi yang keluar ini tanpa sadar dilihat oleh anak-anak kita sendiri! Dikit-dikit main emosi. Dikit-dikit semua nama di kebun binatang diucapkan. Susah juga nahan diri kalau bukan bulan puasa.

Setelah hari ini baca kolom Bing! All The Rage di FORTUNE, cukup sepakat dengan komentar Stanley Bing di akhir kolom yang mengatakan,”What in the world are we becoming, ladies and gentlemen? And isn’t there something we can do to stem the ride? Can’t we all join hands right now and agree not to be such a bunch of big @$#*&% jerks?.”

Solidaritas di Lapangan

Hari ini di KOMPAS halaman 22 ada foto dua pemain basket yang sedang berlaga di turnamen IBL. Walaupun keduanya membela dua klub yang berbeda (Aspac melawan Satria Muda). Lihat lebih teliti di pergelangan tangan kiri masing-masing pebasket. Yup, setelah kita konfirmasi ke Agus Mauro selaku direktur IBL, mereka pakai gelang solidaritasKEBERSAMAAN. Salut IBL!

Di lapangan boleh kita beda tim . Tapi kepedulian tetap satu. Anak-anak Indonesia.

Berita di GATRA

Gelang Peduli Anak Indonesia diberitakan dalam Apa & Siapa majalah GATRA edisi 19 Maret 2005. Terima kasih GATRA dan Pak Menhan! Walaupun ada sedikit ralat dari kami. Di informasikan kalau Yayasan Tunas Cendekia pimpinan Pak Seto Mulyadi. Sebenarnya kami ingin sekali mengajak Pak Seto menjadi bagian dari yayasan ini, namun harus ditahan dulu karena kesibukannya yang luar biasa pada dua yayasan yang didirikannya, Mutiara Indonesia dan Nakula-Sadewa.

Tapi kami dengan bangga masih bisa mengatakan bahwa Pak Seto merupakan duta bagi Kampanye Gelang Peduli Anak Indonesia sekaligus mitra kami dalam kedudukannya sebagai Ketua Komnas Perlindungan Anak.

Berita di detikcom

13 bukan hari sial, buktinya? Press release kita dimuat di detikcom. Terima kasih atas kepercayaan dan dukungannya! Mudah-mudahan bisa diikuti oleh rekan-rekan media yang lain :)

Pangdeglang. Aceh Utara.

SALUT!

Pemerintah Kabupaten Pangdeglang, Provinsi Banten membebaskan seluruh biaya pendidikan bagi siswa sekolah negeri, dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bupati Achmad Dimyanti Natakusumah dan DPRD sepakat mengalokasikan Rp 10 miliar dari APBD. (Koran Tempo).

Masjid An Nur di Kecamatan Tanah Luas, Masjid Murthada di Kecamatan Syamtalira Aron dan Masjid Baitur Rohim di Kecamatan Lhok Sukon mendapat bantuan fasilitas Community Learning Centre. Satu ruangan berisi seperangkat komputer lengkap dengan server, scanner, faksimile dan handycam. Dinamakan Pusat Pengembangan Intelektual Umat. Bantuan dari sejumlah perusahaan, seperti Microsoft Indonesia, Exxon Mobil Indonesia dan difasilitatori oleh Yayasan Pakta. (Kompas).

8 Juta Orang Mati Setiap Tahun. Terlalu Miskin Untuk Hidup.

Edisi minggu ini dari majalah TIME menampilkan satu topik menarik How To End Poverty. Bukan karena kebetulan ada gelangnya juga yang warna putih dan dipakai Bono. Menarik karena TIME menganggap buku yang akan dikeluarkan Jeffrey Sachs berjudul The End of Poverty, bisa memberikan banyak masukan (dan perdebatan) seputar bagaimana kita bisa memerangi kemiskinan.

Mencoba menawarkan resep pemberantasan kemiskinan dengan label “clinical economics.” Sachs sebagai kepala Earth Institute di Columbia University merupakan salah satu ekonomis yang terpandang di dunia, membantu banyak negara dari Bolivia sampai Polandia dalam masa-masa krisis, penasihat untuk Paus dalam masalah penghapusan utang negara ketiga dan pendiri Global Fund untuk memerangi AIDS, TB dan malaria.

“Life doesn’t come with one problem neatly separated from the rest. Specialization is helpful, but you’ve got to see the web” .

Ingin bantu anak-anak Indonesia? hubungi kami di info@tunascendekia.org atau hotline 08161833443 Dukungan anda sangat berarti!

Pembalut Gratis!

Kampanye Berdarah Tanpa Mati
PembalutGratis.tunascendekia.org
Lebih dari sekedar bukti kepedulian.
Ikatan solidaritasKEBERSAMAAN diantara kita...

jejaring sosial

Kunjungi Facebook Fan Page Yayasan Tunas Cendekia facebook.com/bantuAnakIndonesia